<p><font face="Arial">PERANCANGAN SISTEM SELEKSI AWAL HIGH FLYERS EMPLOYEE BERDASARKAN PEMENUHAN NILAI KRITERIA IDENTIFIKASI YANG DIBUTUHKAN DALAM PROGRAM HIGH FLYERS DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk.<br /> </font></p>

CHAIRUNISA FEBRIYANI

Informasi Dasar

112010040
658.501
Karya Ilmiah - Skripsi (S1) - Reference

Isu strategik yang akan muncul sebagai tantangan untuk Direktorat

Human Resource

dengan adanya perubahan lingkungan organisasi yang begitu cepat dan dinamis adalah

tuntutan persaingan global yang menuntut perusahaan mencari orang-orang terbaik baik dari

internal maupun eksternal perusahaan. Selain itu sebanyak 67% karyawan yang menempati

posisi strategic staff dan 54% karyawan yang menempati posisi eksekutif akan mempunyai

resiko untuk mengalami

Center 2005

jabatan tersebut. Salah satu bentuk program kaderisasi yang digunakan oleh PT Telkom adalah

Program

masalah saat ini adalah tidak adanya kriteria seleksi yang jelas sehingga belum terdapat standar

kriteria pengukuran atau penilaian seleksi awal calon kandidat

retirement sampai dengan tahun 2010 (Sumber : Data Direktorat HR). Karena itu dibutuhkan suatu perencanaan suksesi untuk mengisi kekosonganHigh Flyers (program yang dirancang untuk mengisi posisi kunci). Yang menjadiHigh Flyers Employee

sedangkan pada sistem eksisting pemilihan awal karyawan tersebut sebelum menjadi

Flyers Employee

karyawan tersebut dapat dicalonkan menjadi calon kandidat HFE, hal ini menyebabkan masih

terdapat tingkat subyektifitas tinggi dalam proses pencalonan. Hal ini terlihat dari hampir dari

48 % karyawan yang termasuk dalam

puas terhadap perencanaan karir yang ditawarkan PT Telkom karena mereka tidak dapat

merencanakan karirnya sesuai dengan keinginan dan kemampuan mereka.

Model penyesuaian seleksi awal dikembangkan dari sistem seleksi yang terlebih dulu

digunakan PT Telkom dengan mempertimbangkan model seleksi Fit n Proper. Model setelah

penyesuaian inilah yang selanjutnya akan dipakai untuk melakukan pengukuran nilai kebutuhan

kriteria seleksi calon kandidat HFE. Nilai kebutuhan kriteria seleksi ini diperoleh dengan

mempertimbangkan tingkat/level kebutuhan kriteria melalui kuisioner pengukuran kebutuhan

kriteria pengidentifikasian HFE dan profil bobot kepentingan melalui kuesioner perbandingan

berpasangan. Dengan adanya nilai kebutuhan kriteria seleksi maka dapat dijadikan standar bagi

pihak perusahaan dalam membuat rancangan sistem seleksi untuk perencanaan kebutuhan

pemimpin untuk jangka panjang dalam jumlah dan kualifikasi yang tepat.

Hasil pengolahan data menunjukkan nilai kebutuhan kriteria identifikasi dapat diukur

secara kualitatif yaitu dengan penyesuaian nilai kepentingan kriteria. kategori spesialis lebih

diutamakan dari pada kriteria manajerial, hal ini dapat dilihat dari bobot kepentingan yang

dimiliki oleh kategori spesialis yaitu sebesar 55,40% sedangkan bobot kepentingan yang

dimiliki kategori manajerial yaitu sebesar 44,59%.

Highhanya didasarkan pada surat pengantar yang diajukan oleh manajer lini agarHigh Flyers Employee mengeluh bahwa mereka tidak
-

Subjek

Industri engineering
 

Katalog

PERANCANGAN SISTEM SELEKSI AWAL HIGH FLYERS EMPLOYEE BERDASARKAN PEMENUHAN NILAI KRITERIA IDENTIFIKASI YANG DIBUTUHKAN DALAM PROGRAM HIGH FLYERS DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk.

 
 
Indonesia

Sirkulasi

Rp. 0
Rp. 0
Tidak

Pengarang

CHAIRUNISA FEBRIYANI
Perorangan
Marina Yustiana Lubis, Ir., MSi.; -
 

Penerbit

Universitas Telkom, S1 Teknik Industri
Bandung
2007

Koleksi

Kompetensi

 

Download / Flippingbook

 

Ulasan

Belum ada ulasan yang diberikan
anda harus sign-in untuk memberikan ulasan ke katalog ini