Perkembangan industri telekomunikasi di Indonesia saat ini berlangsung pesat,
khususnya telekomunikasi seluler yang ditandai dengan banyaknya operator-operator yang
bersaing dalam bisnis layanan telekomunikasi seluler ini. Persaingan antara operator-operator
ini banyak terjadi dalam hal penentuan tarif dan kualitas layananan jaringan mereka.Dalam
hal kualitas layanan operator-operator ini perlu melakukan perluasan jaringan dan cakupan
daerah layanan mereka agar dapat memuaskan pengguna jasa seluler. Usaha perluasan
jaringan dan cakupan daerah layanan operator ini memicu tumbuhnya perusahaan-perusahaan
kecil yang usahanya menyediakan jasa sesuai dengan kepentingan operator-operator tersebut,
PT.Sybuck Nikko Perkasa (PT.Sniper) merupakan salah satunya. Adapun usaha dari
PT.Sniper ini adalah melayani jasa penginstallan perangkat antena microwave dan BTS,
optimasi jaringan dan Field Mintenance.
Usaha PT.Sniper mulai dijalankan pada tahun 2005, banyaknya perusahaan sejenis
yang bergerak di bidang usaha yang sama menjadi ancaman yang tentunya berpengaruh pada
pendapatan PT.Sniper. Sampai pada tahun 2007 PT.Sniper mengalami penurunan rata-rata
pendapatan per site yang selesai dikerjakan. Jika dilihat dari aspek pasar dan finansialnya,
apakah usaha ini masih layak untuk dijalankan? Untuk mnjawab pertanyaan ini, maka
dilakukan studi klayakan usaha PT.Sniper. Langkah awal yang dilakukan adalah menganalisa
pasar dan meramalkan demand proyek di masa yang akan datang. Hasil peramalan ini akan
digunakan sebagai dasar dalam pengolahan dan analisa data aspek financial untuk
mendapatkan kriteria kelayakan berupa nilai Net Present Value (NPV), Internal Rate Return
(IRR) dan Payback Period (PBP). Hasil dari kritria kelayakan ini akan menjadi dasar utama
dalam pengambilan keputusan bisnis apakah usaha ini masih layak unutk dijalankan atau
tidak. Selain itu dilakukan juga analisis sensitivitas dan analisis resiko dari usaha ini.
Setelah dilakukan pengolahan dan analisa data aspek pasar dan financial
menunjukkan hasil kriteria kelayakan dengan MARR 20% dengan hasil nilai NPV-nya sbesar
Rp 327.728.016, IRR sebesar 58% dan nilai PBP sebesar 2.09 tahun. Dari hasil pengujian
sensitivitas pada perubahan variabel permintaan proyek instalasi, harga jasa instalasi,
investasi, overhead, dan upah tenaga kerja diperoleh kesimpulan bahwa usaha ini tidak
sensitive terhadap perubahan sebesar 25%, kecuali untuk variable harga jasa instalasi. Untuk
analisis resiko, penambahan resiko sebesar 6% pun juga menunjukkan usaha ini masih tetap
layak. Dari hasil yang didapat dengan analisis fiansial, sensitivitas, dan resiko maka dapat
disimpulkan bahwa usaha ini masih layak untuk dijalankan.
instalasi perangkat jaringan seluler, pasar, finansial, kelayakan.