Kebutuhan suatu jaringan yang fleksibel dalam mengakomodasi layanan baru dan yang sudah ada, serta dengan biaya yang murah telah memicu operator telekomunikasi untuk mengevaluasi kembali kebutuhan kapasitas pada jaringan transport / backbone infrastruktur mereka. Jaringan yang sesuai dengan kebutuhan diperkirakan akan mengalami kekurangan, karena kebutuhan sekarang ini tidak hanya komunikasi voice saja akan tetapi meliputi infokom yang membutuhkan bandwidth yang lebih lebar, sehingga memerlukan jaringan yang dapat melayani kebutuhan tersebut. Maka dari itu salah satu cara yang dapat dilakukan adalah menambah kapasitas jaringan dengan menggunakan teknologi Dense Wavelength Division Multiplexing (DWDM) yaitu teknologi terbaru dalam telekomunikasi dengan media serat optik. Sesuai dengan definisi ITU, sistem DWDM merupakan sekumpulan panjang gelombang yang digunakan untuk multiplexing panjang gelombang. Seluruh panjang gelombang tersebut menggunakan jendela transmisi ketiga ( third transmisi windows ) pada karakteristik serat optik, yaitu di band 1550 nm dengan bandwidth antara 10 THz sampai 15 THz. Dimana pada band ini memiliki loss yang rendah ( kecil ), jika dibandingkan dengan jendela transmisi yang lainnya ( jendela pertama ataupun jendela kedua ). Pada tugas akhir ini diidentifikasi pola implementasi DWDM yang digunakan sebagai Hight Performance Back Bone ( HPBB ) di Sumatera dan dilakukan pula analisis unjuk kerja secara teoritis. Dari analisis tersebut dapat diketahui seberapa besar penerapan teknologi DWDM dapat meningkatkan kapasitas jaringan.