Jumlah railway yang ada terbatas sehingga diperlukan pengaturan pergerakan kereta api secara terpusat dengan menerapkan train dispatching system untuk membentuk sebuah train comunication system, dimana terdapat satu stasiun pusat (dispatcher) yang mengendalikan pergerakan kereta melalui komunikasi dengan sejumlah train dan station yang ada di dalam wilayah cakupannya (section). Pengaturan dilakukan dengan mengumpulkan status dari masing-masing stations (waystation dan train) menggunakan mekanisme signaling, serta menggunakan komunikasi voice melalui link microwave dan VHF. Keseluruhan sistem dibentuk oleh dispatcher, train, waystation, basestation, dan tunnel radio repeater. Basestation melayani komunikasi voice antar stations dalam coverage areanya menggunakan VHF, sedangkan hubungan antar basestation menggunakan komunikasi microwave. Tunnel radio repeater digunakan untuk memberikan layanan komunikasi voice jika kereta api melewati tunnel yang cukup panjang, sedangkan mekanisme voting diterapkan sebagai metode untuk proses hand-over antar basestation. Tugas Akhir ini menganalisa implementasi dan konfigurasi train dispatching system serta kinerja link komunikasi radio VHF dan microwave. Keseluruhan analisa menunjukkan bahwa kinerja untuk setiap link komunikasi radio cukup baik dan mampu memenuhi standar parameter-parameter uji kinerja seperti receive signal level, fading margin, availability dan BER. Kelemahan terletak pada mekanisme train position polling, sehingga tugas akhir ini juga mengusulkan perancangan mekanisme baru yang lebih efektif karena sifatnya yang otomatis.