Mobile ad hoc network (MANET) adalah sebuah jaringan wireless yang mempunyai sekumpulan node tanpa infrastruktur yang tetap. Jaringan jenis ini biasa digunakan di daerah dengan lingkungan yang terisolir seperti pada daerah bencana atau dalam operasi penyelamatan. Keterbatasan yang paling utama pada sistem ad hoc adalah ketersediaan power. Oleh karena itu, untuk mengefisiensikan ketersediaan power yang terbatas dibutuhkan protocol routing yang tepat.
Protocol routing pada MANET yang di analisis adalah AODV, DSDV dan DSR. Dimana DSR dan AODV termasuk kedalam reactive protocol, sedangkan DSDV merupakan salah satu proactive protocol. Dalam menganalisa besar konsumsi energi yang terpakai dari ketiga routing protocol tersebut, dibutuhkan simulator yang support dengan berbagai jenis routing protocol pada MANET, simulator yang digunakan adalah NS-2. Simulasi tersebut menggunakan beberapa skenario yaitu dengan kondisi 20 node, 40 node dan 80 node pada keadaan semua node bergerak dan statis.
Tugas akhir ini menganalisis performansi kinerja dari ketiga routing protocol tersebut. Parameter-parameter yang akan dianalisis dan dibandingkan adalah energy consumption, throughput, packet loss ratio, dan packet delivery ratio. Dalam memilih protocol routing yang terbaik, parameter-parameter tersebut sangat penting peranannya.
Dari hasil simulasi diperoleh bahwa DSDV merupakan protokol routing paling minimum dalam konsumsi energinya dengan kondisi topologi dinamis. Pada kondisi 20 node, DSDV menghabiskan energi rata-rata sebesar 524,63 Joule sedangkan pada AODV dan DSDV berturut turut adalah 538,99 Joule dan 547,39 Joule. Pada packet delivery ratio nilainya menurun menurut banyak node yang digunakan dalam jaringan, Protocol routing yang paling stabil PDRnya adalah AODV begitu juga dengan throughput-nya. Pada packet loss ratio, DSR adalah protocol yang paling signifikan kenaikan PLRnya terutama saat kondisi 80 node.
MANET, NS2, DSDV, DSR, AODV, energy consumption, throughput, packet lost ratio, packet delivery ratio