Mendaki gunung merupakan suatu kegiatan gabungan dari olah raga dan rekreasi. Para pelakunya dituntut untuk mengatasi dan menghadapi tantangan serta bahaya untuk mendapatkan pemandangan yang indah. Selain itu kegiatan ini dilakukan untuk mengasah kemampuan diri dari bahaya dan tantangan yang diberikan oleh alam. Bukan hanya digemari oleh kelompok perkumpulan pendaki gunung saja, tetapi sekarang kegiatan ini juga digemari oleh kalangan masyarakat umum termasuk remaja. Sayangnya, banyak di antara kalangan dari luar kelompok perkumpulan pendaki gunung ini yang masih belum memahami pengetahuan dasar mengenai teknik-teknik serta keahlian dalam mendaki gunung, sehingga tidak sedikit kejadian buruk menimpa mereka yang baru menggeluti dunia pendakian ini, beberapa kasus bahkan berakhir dengan meninggalnya beberapa dari mereka. Perkembangan teknologi dapat dimanfaatkan untuk mempermudah pendaki dalam mendapatkan pengetahuan pendakian. Salah satunya adalah dengan Motion Graphic, karena informasi yang menggunakan gambar, animasi, dan video lebih mudah dicerna dibandingkan dengan informasi dalam bentuk teks. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam perancangan ini adalah dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, studi literatur dan audio visual kemudian dianalisis dengan perbandingan matriks. Dari hasil perancangan ini didapatkan kesimpulan bahwa motion graphic dimanfaatkan sebagai media alternatif yang dirancang sesuai dengan kebutuhan remaja, dengan konten utama mengenai tahapan manajemen perjalanan sebelum melakukan pendakian gunung, karena hal tersebut akan berkaitan dengan semua aspek dalam pendakian termasuk aspek keselamatan. Dengan menginformasikan mengenai manajemen perjalanan kepada kalangan remaja, diharapkan hal ini dapat mengurangi angka kecelakaan di gunung.