Terjadinya pelemahan pertumbuhan ekonomi China memberikan dampak pada penurunan hasil ekspor di China maupun pada negara yang mempunyai hubungan mitra yang kuat seperti Indonesia. Selain itu, hal tersebut juga berdampak pada pasar saham China maupun Indonesia yang dapat dilihat selama periode 3 Januari 2011-31 Desember 2015 SHCOMP dan IHSG terus mengalami fluktuasi. Yang dimana fluktuasi perkembangan indeks saham yang terjadi pada pasar saham Indonesia dan China cenderung sama. Hal ini dapat terjadi karena adanya volatilitas di dalam pasar saham domestik yang mempunyai kemungkinan untuk dipengaruhi oleh pasar saham negara lain. Pengaruh tersebut lebih besar kemungkinan untuk terjadi apabila antar pasar saham terletak pada wilayah regional yang sama.
Penelitian ini menggunakan data time series yang akan dianalisis dengan uji Augmented Dickey-Fuller, EGARCH, dan uji Granger Casuality dengan menggunakan software EViews.
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa data IHSG dan SHCOMP stasioner pada first difference dengan mengubah data harian IHSG dan SHCOMP menjadi data return IHSG dan return SHCOMP. Namun, IHSG dan SHCOMP masih mengalami masalah heteroskedastisitas sehingga dapat dianalisis dengan EGARCH. Hasil analisis dengan EGARCH menunjukkan bahwa terjadi spillover volatilitas pada pasar saham Indonesia dan China. Selanjutnya, uji Granger causality menunjukkan bahwa spillover volatilitas pada pasar saham Indonesia dan China tidak mempunyai hubungan. Sehingga, investor dapat memprediksi pergerakan harga saham pada kedua pasar tersebut dengan memperhatikan informasi lain yang mempengaruhi pergerakan pada pasar saham China dan Indonesia.
Kata Kunci: Pasar Saham Indonesia; Pasar Saham China; Spillover Volatilitas; EGARCH