Manajemen mutu perguruan tinggi secara teoritis maupun praktis memiliki ruang lingkup yang cukup komplek. Hal tersebut disebabkan besar kecilnya perguruan tinggi, status, visi dan misi atau bahkan kebijakan pemegang kekuasaan ikut menentukan teori atau praktik model apa yang dipandangnya tepat untuk mengembangkan perguruan tinggi yang bersangkutan. Meskipun demikian, pengembangan manajemen mutu perguruan tinggi dapat dipastikan tidak bisa lepas dari teori manajemen pendidikan secara luas yang mencakup aspek manajemen mutu kepemimpinan perguruan tinggi, manajemen mutu SDM tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, manajemen mutu pelaksanaan Tri Dharma perguruan tinggi yang meliputi: dharma pendidikan, dharma penelitian dan dharma pengabdian, serta manajemen pusat sumber belajar.
Selain itu untuk menciptakan perguruan tinggi yang berkualitas, pihak pengelola beserta seluruh unsur pengambil kebijakan dituntut harus bersikap terbuka terhadap masukan dan kritik atas berbagai penghambat mutu perguruan tinggi baik secara internal maupun eksternal. Ide lahirnya tulisan ini sebagian besar berasal dari realitas yang terjadi dibeberapa perguruan tinggi. Sehingga tulisan ini secara sengaja dikemas dalam bentuk uraian teoritis dan kerja teknis. Bahkan tulisan ini sebagian terkesan sebagai koreksi dan implementasi yang harus dilakukan untuk meraih mutu perguruan tinggi yang unggulan dan berkualitas.