Kekuatan itu adalah rasa. Rasa yang berputar mengelilingi hati kecil manusia hingga mereka ter-pikat, diracuni, lalu mati. Tapi rasa adalah sumsum kehidupan. Rasa adalah pesona dari maut, rasa adalah lampu-lampu redup dari kota mati.
Nama-nama di buku ini adalah nama roh-roh yang hilang bersama bintang, atau semata-mata terde-sak di dunia fana. Mereka adalah pahlawan-pahla-wan kita. Penyair, pemimpi, dan beberapa jiwanya sudah mati. Tak ada yang sama dari mereka, detak jantung mereka tak sama, ada yang berhenti lebih cepat dari yang lainnya, ada yang abadi. Mereka terbentuk dari mimpi-mimpi yang hilang, bukit-bukit yang kesepian, cinta, dan hampa. Hanya ikit yang berani merasa di dunia, karena manu-ng memilih untuk merasa di dunia tanpa hati akan ngsara, akan mati, akan putus asa. Oleh karena itu, orang-orang di buku ini adalah orang paling sengsara di dunia, orang yang sekarat, orang yang hampa.