Kebakaran hutan dan lahan merupakan peristiwa yang setiap tahunnya terjadi di Indonesia, namun pada tahun 2015 kasus ini mendapat perhatian lebih oleh publik karena kondisinya yang semakin parah dan semakin banyaknya titik kebakaran yang ditemukan pada beberapa wilayah di Indonesia. Dengan kondisi tersebut membuat para awak media semakin berlomba dalam menyajikan berita kebakaran hutan dan lahan, salah satunya yang dilakukan Republika. Kamis 8 Oktober 2015 harian Republika hadir dengan “wajah” berbeda dari koran pada umumnya karena halaman utamanya ditutupi warna abu-abu dan menjadi buram. Hanya foto sosok anak kecil yang sedang mengendarai sepeda sambil menutup hidung dan mulut disertai caption koran “saat tertutup asap semua berita menjadi sulit dibaca” menjadi sebuah tanda yang ingin disampaikan Republika pada koran edisi asap tersebut. Tujuan penelitian ini ialah mengungkap makna dalam halaman depan koran Republika edisi asap beradasarkan tiga tahapan pemaknaan yang dimiliki Roland Barthes, yaitu makna denotasi, konotasi, dan mitos. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan paradigma kritis. Hasil penelitian ini mengungkap bahwa makna koran yang buram ini merupakan koran bernuansa asap yang dibuat khusus oleh Republika terkait dengan kasus kebakaran hutan dan lahan. Penelitian ini juga menunjukkan berbagai mitos dari warna abu-abu serta penggunaan anak kecil sebagai objek foto yang menjadi point of view pada koran edisi asap.
Kata kunci: Koran Edisi Asap, Republika, Semiotika, Barthes