Semakin meningkatnya perkembangan teknologi di dunia maka perusahaan saat ini membutuhkan peran dari teknologi informasi dari hal tersebut maka semakin banyak juga proyek Information Technology (IT). Dari sekian banyak proyek IT yang ada banyak terjadi kegagalan. Salah satu penyebab kegagalan pada proyek IT adalah requirements yang diberikan dari stakeholder tidak lengkap, tidak konsisten, dan tidak benar. Requirements Engineering (RE) merupakan salah satu fase pada software development life cycle yang berguna untuk menentukan kebutuhan dari customer sebuah proyek IT. Fase ini cukup penting karena salah satu kualitas dari sebuah software bisa diukur dengan kesesuaian dengan requirements yang telah ditentukan. Proses pada requirements engineering bisa berbeda-beda tergantung pada karakteristik dari sebuah proyek itu sendiri. Adaptive process pada RE merupakan penyesuaian proses terhadap karakteristik dari sebuah proyek IT sehingga software engineer dapat melakukan fase RE dengan efisien dan efektif. Dengan melakukan pemilihan setiap tahapan dan teknik yang terdapat pada RE. Pemilihan RE process model dan teknik tersebut menggunakan metode case-based reasoning dengan parameter project yaitu project size, project complexity, requirements volatility, project category, degree of safety criticality, time constraint, cost constraint. Setiap RE Process model memiliki pedoman atau aktivitas yang berbeda-beda juga. Selain rekomendasi RE Process model yang sesuai dengan karakteristik project yang telah ditentukan, pada penelitian ini juga mengimplementasikan alat bantu atau tools untuk menunjang aktivitas requirements engineering yang dilakukan. Dua jenis pengujian dilakukan untuk mengevaluasi tools yang telah dibangun. Hasil pengujian kualitatif menyatakan bahwa rekomendasi yang dihasilkan sesuai dengan karakteristik project tertentu. Hasil pengujian RE Knowledge menyatakan bahwa tools dapat memberikan pengetahuan mengenai requirements engineering terhadap pengguna yang baru belajar mengenai requirements engineering.