Kiai Sahal adalah seorang fi lsuf karena selalu gelisah memikirkan kebenaran
ilmu pengetahuan dan kondisi riil masyarakat yang banyak ketimpangan.
Islam, khususnya fi kih yang dipelajarinya sejak kecil ternyata kurang mampu
menjawab masalah kemiskinan, kemunduran, dan keterbelakangan umat. Di
sisi lain, perilaku masyarakat jauh dari nilai-nilai agama, khususnya doktrin
fi kih. Sekularitas, hedonitas, dan imoralitas menjadi fakta sosial yang lepas
dari bimbingan agama. Skeptisisme dan relativisme membawa Kiai Sahal ke
arah pergolakan intelektual masif yang akhirnya melahirkan karya besar yang
bermanfaat bagi dinamisasi keilmuan dan kerja transformasi sosial. Fikih sosial
kemudian lahir sebagai jawaban kegelisahan Kiai Sahal terhadap berbagai
ketimpangan di atas.
Kiai Sahal turun dari singgasana kekuasaan menuju realitas empiris untuk
menggerakkan perubahan di tengah pergolakan sosial yang dinamis. Fikih
sosial Kiai Sahal bergerak untuk mengubah kemiskinan, keterbelakangan, dan
kemunduran masyarakat Kajen, Pati, yang secara geografi s tandus dan kering
menjadi masyarakat yang kaya, maju, dan berperadaban. Ibarat bola salju yang
terus menggelinding cepat fi kih sosial Kiai Sahal melewati batas-batas pemikiran
pesantren maupun Nahdlatul Ulama. Buku ini mencoba mengelaborasi lebih jauh
mengenai fi kih sosial Kiai Sahal melalui lima ciri utamanya.