Dalam film Pintu Terlarang, konsep hedonisme menjadikan karakter utama dalam film tersebut berada dalam posisi yang tidak mengenal adanya batasan moral dalam masyarakat. Konsep hedonisme yang ditampilkan dalam film tersebut juga tidak sejalan dengan aturan atau norma yang ada di masyarakat Indonesia. Hal ini menjadi salah satu contoh dari bentuk penyimpangan sosial dalam masyarakat, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang representasi hedonisme dalam Film Pintu Terlarang. Penelitian ini fokus pada representasi dalam film Pintu Terlarang khususnya dalam karakter tokoh utamanya, yaitu Gambir dan Talyda yang merupakan salah satu bagian dari pembentuk film. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan sosial. Data diperoleh melalui data primer yaitu film Pintu Terlarang, serta data sekunder berupa buku, skripsi, dan website. Kemudian analisa dilakukan dengan menggunakan semiotika Roland Barthes, yaitu sistem pemaknaan tataran kedua (denotasi-konotasi). Hasil analisis dari penelitian ini adalah film Pintu Terlarang merepresentasikan hedonisme yang terlihat dari karakter Gambir dan Talyda yang didukung oleh latar, pergerakan, dan simbol yang dikaitkan dengan konteks sosial (fakta sosial) dalam film tersebut.
Kata kunci: Film, Film Pintu Terlarang, Representasi.