Masyarakat Indonesia pada umumnya menganut sistem pewarisannya bersifat patrilineal (garis kebapakan) begitu juga di Bali. Perkawinan nyentana merupakan perkawinan adat Bali yang sangat unik dimana status mempelai wanita dibalik menjadi status purusa (laki-laki) melalui prosesi putrika sebelum melakukan prosesi perkawinan dan mempelai pria ikut kedalam keluarga mempelai wanita. Penelitian ini dimaksudkan untuk menjelaskan aktivitas komunikasi pada upacara Perkawinan Nyentana Di Kabupaten Tabanan Bali. Penelitian ini menggunakan metode studi etnografi komunikasi dalam penelitian kualitatif, dengan paradigma konstruktivisme. Data diperoleh dari hasil wawancara, studi pustaka dan didukung dari hasil observasi. Kemudian hasil data dianalisis, penyajian data dalam uraian singkat, dan pengambilan kesimpulan. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu situasi komunikatif dalam perkawinan tersebut sakral, ketat akan hukum adat, kondusif, keakraban, kegembiraan, dan kental akan adat tradisional Bali. Peristiwa komunikatif menggambarkan secara berurutan mengenai proses perkawinan nyentana mulai dari awal hingga akhir. Kemudian, tindakan komunikatif mendeskripsikan bagaimana tindakan-tindakan atau interaksi yang terjadi melalui komunikasi verbal, non verbal dan simbol-simbol yang ada. Ketiga unsur hasil penelitian yaitu situasi komunikatif, peristiwa komunikatif, dan tindak komunikatif menjadi kunci dalam mendeskripsikan proses komunikasi yang terdapat pada upacara perkawinan nyentana di Kabupaten Tabanan Bali.
Kata Kunci : Aktivitas Komunikasi, Perkawinan Nyentana, Penelitian Kualitatif, Studi Etnografi Komunikasi