Perusahaan konstruksi bangunan merupakan perusahaan yang sangat berkembang di Indonesia yang terus mengalami pertumbuhan nilai pasar dan terus menunjukkan peningkatan laba disetiap tahunnya. Walaupun terjadi pertumbuhan nilai pasar dan laba bersih (net income), pertumbuhan tersebut tidak diikuti oleh pertumbuhan ROA dan tingkat DER perusahaan. ROA pada perusahaan sub sektor konstruksi bangunan mengalami fluktuasi setiap tahun. Sedangkan untuk tingkat DER, perusahaan masih memiliki tingkat DER yang cukup tinggi yang idealnya tingkat DER = 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dari variabel inflasi, nilai tukar mata uang, return on asset (ROA), dan debt to equity ratio (DER) secara simultan dan parsial terhadap return saham perusahaan sub sektor konstruksi bangunan. Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu laporan keuangan yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Selain itu, untuk data tingkat inflasi dan nilai tukar mata uang diperoleh dari Bank Indonesia (BI). Sampel pada penelitian ini sebanyak 5 perusahaan sub sektor konstruksi bangunan. Metode yang digunakan adalah analisis data panel, uji F, dan uji-t. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa inflasi, nilai tukar mata uang, ROA, dan DER secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan. Namun, secara parsial hanya variabel inflasi yang memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham. Sedangkan untuk variabel nilai tukar mata uang, ROA, dan DER secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham.
Kata kunci: Inflasi, Nilai Tukar Mata Uang, Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER).