PT. Dirgantara Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pesawat terbang. Salah satu divisi yang berperan penting terkait dengan pengadaan material. Pengadaan material merupakan aktivitas yang memiliki kontribusi besar karena tanpa ada aktivitas ini maka aktivitas produksi tidak bisa berjalan. Tugas divisi pengadaan adalah menyediakan inputan yang dibutuhkan oleh bagian produksi atau bagian lainnya, tetapi bagian pengadaan dalam hal ini memiliki masalah dalam menyediakan input tersebutdengan tepat waktu dan dengan jumlah yang tepat. Hal tersebut dikarenakan bagian pengadaan tidak memiliki strategi yang berorientasi pada karakteristik masing-masing material.
Supply positioning model (SPM) merupakan salah satu metode yang digunakan untuk memetakan tingkat kepentingan relative suatu item baik barang atau jasa. Dengan menggunakan metode SPM, maka aktivitas pembelian dapat terarahkan dengan baik karena perlakuan yang diberikan sudah sesuai dengan tingkat kepentingan masing-masing item. Selain itu, penggunaan metode SPM juga dapat membantu perusahaan untuk mengatur tipe hubungan yang optimal dengan setiap supplier Pada penelitian ini, penulis mengklasifikasikan material non-metal yang digunakan untuk produksi tailboom (ekor pesawat) dengan menggunakan metode SPM. Hasil penelitian ini adalah dari 10 barang yang digunakan dalam pembuatan ekor pesawat, 2 material diklasifikasikan ke dalam kuadran laverage, 2 material lainnya diklasifikan ke dalam kuadran bottleneck, dan 6 material terklasifikasi ke dalam kuadran strategic.
Kata kunci: Material nonmetal, supply positioning model, tipe-tipe kuadran, strategi pembelian.