Rumah Sakit XYZ merupakan salah satu rumah sakit negeri yang ada di Kabupaten Bandung. Salah satu unit yang ada di Rumah Sakit XYZ adalah Instalasi Farmasi. Instalasi Farmasi Rumah Sakit XYZ menyediakan keperluan yang dibutuhkan oleh beberapa instalasi lainnya, diantaranya adalah obat, gas medis, bahan lab, bahan radiologi.
Rumah Sakit XYZ sering mengalami over stock atau kelebihan persediaan obat yang menyebabkan biaya persediaan obat sangat tinggi. Hal ini dikarenakan Rumah Sakit XYZ belum memiliki kebijakan persediaan obat yang tepat serta belum mengklasifikasikan obat berdasarkan nilai penyerapan dana serta tingkat kekritisan obat.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dalam penelitian ini dilakukan pengklasifikasian obat menggunakan analisis ABC dan VED. Pengklasifikasian tersebut menghasilkan tiga kelas. Kelas I (AV, BV,CV, AE, dan AD), kelas II (BE, CE, dan BD), dan kelas III (CD). Ketiga kelas tersebut dikelompokkan kedalam dua prioritas. Prioritas I merupakan obat kelas I, yang perhitungan kebijakan persediaannya menggunakan metode Continuous review (s,S), dan prioritas II merupakan obat kelas II dan kelas III yang perhitungan kebijakan persediaannya menggunakan metode Continuous review (s,Q).
Berdasarkan hasil perhitungan kebijakan persediaan yang dilakukan, total biaya persediaan untuk obat prioritas I mengalami penurunan dari biaya persediaan kondisi eksisting sebesar 61%. Sedangkan untuk obat prioritas II, total biaya persediaan mengalami penurunan sebesar 85% dari total biaya persediaan kondisi eksisting.