Tahun 2016 menjadi tahun yang menantang bagi Indonesia. Tahun
ini menandai dua tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo dan
Wakil Presiden Jusuf Kalla. Berbeda dari optimisme meluap-luap
pada saat kampanye pemilihan presiden pada tahun 2014, kenyataan
memperlihatkan sejumlah target pembangunan belum terpenuhi.
Salah satunya terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang menurun dan
jumlah orang miskin yang semakin banyak.
Di sisi lain, pemerintahan Jokowi-JK menunjukkan konsistensi
dalam bekerja, terutama pembangunan infrastruktur. Belanja
pemerintah pada infrastruktur diharapkan menjadi penggerak
ekonomi melalui pembelian barang dan jasa, terutama tenaga kerja
padat karya. Beberapa langkah penting juga dilakukan pemerintah,
yaitu membubarkan anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang
selama ini menjadi perantara pembelian bahan bakar bagi Pertamina.
Pemerintah juga bertindak tegas menghukum mati para penjual
narkoba serta menenggelamkan kapal-kapal asing pencuri ikan dari
perairan Indonesia.
Meski demikian, tantangan di berbagai bidang tetap besar. Dimulai
dari Masyarakat Ekonomi ASEAN, melemahnya harga komoditas
sebagai andalan ekspor Indonesia, stabilitas sosial-politik dalam
negeri yang terpengaruh kekerasan di Timur Tengah, komitmen
ekologis menurunkan buangan karbon dioksida, persiapan sebagai
tuan rumah Asian Games 2018, serta persoalan-persoalan penataan
transportasi dan tata kota.
Berbagai isu tersebut mengisi halaman-halaman buku ini dalam
bentuk laporan Diskusi Panel Ekonomi harian Kompas serta
laporan akhir tahun harian Kompas dengan perspektif domestik
dan internasional. Buku ini diharapkan dapat menjadi bacaan dan
pegangan bagi masyarakat umum mengenai Indonesia dan dunia
pada tahun 2016.