Usaha memahami idealisme dan humanisme Y.B. Mangunwijaya. Karya-karya arsitekturnya bukan saja merupakan rekfleksi keahlian dan kedalaman ilmunya, tapi juga merupakan ekspresi naluri, inklinasi, dan komitmennya pada rakyat kecil. Kisah dalam Balada Becak dan novel-novelnya yang lain juga menampakkan secara kasatmata keberpihakan Romo mangun pada orang miskin, tersisih dan terpinggirkan.
“Tekanan kemanusiaan dalam kegiatan sosial, pembelaan korban ataupun pemberdayaan orang-orang kecil itu begitu besar pada diri Romo mangun, sehingga aspek religiositasnya kadang tenggelam di dalammnya atau menyatu, identic dengan kemanusiaan itu sendiri.” ~ A. Sudiarja, SJ
“Kita tak melulu mengurusi kata, kita mesti berjalan ke pengarang sebagai referensi. Pengarang itu bernama Y.B. Mangunwijaya (1929-1999). Penggembala cerita menjalani hidup bersama kita, menaruh ide dan imajinasi di jagad kata. Amalan kata adalah amalan menjadi manusia. Y.B. Mangunwijaya (YBM) adalah manusia-kata. Selebrasi hidup bergelimang cerita. Kata-kata ibarat doa terabaikan, ada tanpa selesai.” ~ Bandung Mawardi
"Bagi Romo Mangun, humanisme adalah cita-cita dasar berdirinya negara Indonesia. Kalau begitu, semua kebijakan pemerintah seyogyanya berujung pada upaya pemenuhan dan perlindungan hak asasi manusia sebagai warga negara yang merdeka, dan pada gilirannya membawa kepada kemaslahatan dan kesejahteraan hidup sebagai bangsa Indonesia" ~ Musdah Mulia