Keputusan pendanaan suatu perusahaan untuk menunjang pertumbuhan bisnisnya adalah pilihan perusahaan dalam menentukan komposisi debt dan equity. JHvH De Wet (2006) mengatakan bahwa struktur modal yang diharapkan adalah kombinasi debt dan equity yang mencapai keseimbangan tertentu antara tax advantages dari hutang dan biaya-biaya akibat penggunaan hutang. Prediksi pertumbuhan pasar di industri IT diperkirakan masih akan terus tumbuh di atas 70% selama beberapa tahun kedepan dan PT XYZ sebagai perusahaan ICT (Information, Communication, dan Technology) terkemuka di Indonesia optimis mentargetkan pertumbuhan pendapatan usaha 30% yang dominan ditopang oleh layanan manage services melalui peningkatan jumlah pelanggan dan peningkatan kapasitas layanan.
Sehubungan dengan hal itu tesis ini melakukan pendekatan perhitungan struktur modal optimal PT XYZ yang menunjang rencana strategi perusahaan untuk tumbuh di industri IT Indonesia tahun 2015-2017 melalui pendekatan nilai perusahaan tertinggi yang mempertimbangkan financial distress cost dan agency cost serta pendekatan biaya modal terendah.
Didapatkan struktur modal yang memiliki nilai perusahaan tertinggi dan biaya modal terendah yang mempertimbangkan financial distress cost dan agency cost sebagai risiko atas peningkatan penggunaan hutang yaitu pada komposisi 30% debt dan 70% equity untuk pendekatan atas nilai perusahaan serta komposisi 45% debt dan 55% equity untuk pendekatan dengan WACC terendah.
Kata kunci: Struktur modal, nilai perusahaan, biaya modal, financial distress cost, agency cost.