Yonggu sang pemeran utama yang menderita retradasi mental. Bagi seseorang yang mengalami disabilitas, untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari tidak mungkin menggunakan cara yang sama seperti manusia normal pada umumnya. Kesulitan komunikasi yang dialami oleh penyandang disabilitas mengakibatkan sering terjadi kesalahan komunikasi dengan manusia lainnya yang mayoritasnya adalah manusia normal. Hal ini yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan analisis terhadap karakter Yonggu, seorang ayah penyandang disabilitas retradasi mental yang dinarasikan sangat menyayangi putrinya dan berusaha melindungi putrinya dengan segala keterbatasan yang dimilikinya yang terdapat dalam film Miracle in Cell No.7 menggunakan teori strukturalisme naratologi Algirdas Greimas.
Dalam penelitian ini lebih difokuskan pada narasi aksi yang dilakukan oleh Yonggu, dalam menunjukan kasih sayang pada putrinya. Oleh Greimas setiap narasi tersebut dibagi dalam enam fungsi yang disebut aktan. Greimas juga mengemukakan model cerita yang tetap sebagai alur disebut model fungsional.
Peneliti memahami masalah dan menjawab masalah penelitian dengan mengkonstruksi sesuai dengan yang terdapat dalam narasi film kemudian menganalisis dengan model aktansial dan model fungsional milik Algirdas Greimas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode analisis struktural naratif secara deskriptif. Subjek penelitian ini adalah narasi film Miracle in Cell No.7. Objek penelitian ini adalah narasi kasih sayang seorang ayah penyadang disabilitas dalam film Miracle in Cell No.7.
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap narasi kasih sayang seorang ayah penyadang disabilitas dalam film Miracle in Cell No.7 ditemukan bahwa tokoh-tokoh dalam cerita ini adalah Yonggu, Yesung, teman-teman sell Yonggu, kepala penjara, dan ketua komisaris polisi. Pemeran tambahan seperti staff penjara, para polisi, pengacara Yonggu, teman-teman dan guru Yesung. Mengisi juga pada beberapa fungsi aktan. Terlihat jelas fungsi aktan subjek mayoritas diisi oleh karakter Yonggu sendiri dan fungsi aktan objek diisi oleh karakter Yesung. Hanya pada beberapa aktan tertentu, karakter Yonggu tidak mampu mengisi aktan subjek sehingga digantikan oleh karakter lain. Hubungan kausalitas atau sebab akibat terjadi dalam alur cerita ini. Karena dalam film ini menggunakan alur maju mundur, menyebabkan tiap-tiap peristiwanya berhubungan satu sama lain.