Usia keilmuan bidang kajian Antropologi telah memasuki abad kedua. Sebagian orang sepakat bahwa Antropologi secara formal dianggap telah terbentuk sebagai suatu disiplin keilmuan pada awal abad ke-20, yakni sekitar awal tahun 1900-an. Menapaki usianya kini, kita menyaksikan bahwa cara pandang analisis teori dalam Antropologi sudah semakin beragam. Wacana dan perdebatan analisis keilmuan pun terus berlangsung. Sesungguhnya, apa yang sudah dan sedang terjadi dalam riuh dinamika kajian keilmuan Antropologitersebut?
Buku Logika Antropologi ini mengetengahkan uraian dan analisis berbagai topik penting dalam Ilmu Antropologi ditinjau dari perspektif filsafat logika. Disajikan dalam delapan (8) bagian, yakni: (1) Bricoleur-Bricolage; (2) Positivis-Relativis; (3) Idealis-Materialis; (4) Asal Usul; (5) Struktur-Fungsi; (6) Simbol-Struktur; (7) Konsensus-Konflik; dan (8) The Last ButNot Least.
Disajikan secara menarik dalam rangkaian percakapan—dialog imajiner—yang runut dan bernas, serta ditunjang dengan struktur teori dalam kajian Antropologi. Percakapan (imajiner) yang disampaikan dalam buku ini mengenai dasar paradigma, yakni sajian pemikiran dan analisis filsafat yang kompeten berdasarkan tradisi ilmiah yang mengungkapkan hubungan kausalitas keilmiahan secara lugas, tuntas, dan metodologis. Namun demikian, dalam percakapan seperti ini, keilmiahan itu melentur karena relativitas.