Perusahaan manufaktur dituntut untuk melakukan inovasi untuk dapat bertahan. Inovasi tersebut dapat diwujudkan dalam aktivitas riset dan pengembangan (Research and Development / R&D). Aktivitas R&D menimbulkan biaya R&D yang dikeluarkan oleh perusahaan. Menurut PSAK 19 edisi revisi 2012 pada tahap riset sebuah proyek internal, pengeluaran untuk riset selalu diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Pada tahap pengembangan, entitas baru dapat mengkapitalisasi biaya-biaya aktivitas pengembangan menjadi aset tetap tidak berwujud dan dapat diamortisasi.
R&D di implementasikan dengan harapan agar perusahaan mendapatkan pengetahuan baru yang dapat direalisasi sehingga dapat menambah jumlah pendapatan dan return perusahaan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh pemilihan metode akuntansi atas biaya R&D dan biaya R&D terhadap profitabilitas. Dalam penelitian ini, profitabilitas diproksi dengan Return on Asset (RoA) dan Price Earning Ratio (PER).
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, verifikatif bersifat kausalitas. Unit analisis dalam penelitian ini adalah emiten manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2013. Data penelitian merupakan data sampel dengan teknik purposive sampling. Terdapat 16 perusahaan (48 data) yang memenuhi kriteria sampel. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan variabel dummy.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemilihan metode akuntansi atas biaya R&D dan biaya R&D berpengaruh secara simultan maupun parsial terhadap profitabilitas yang diproksi dengan RoA dan PER.
Kata kunci: Inovasi, Metode Akuntansi, R&D, Profitabilitas