ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji apakah model pembentukan dan pemilihan portofolio optimal, yakni single index model dan constant correlation model menawarkan alternatif investasi yang lebih baik kepada investor. Sampel terpilih merupakan 22 perusahaan bagian dari Indeks LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Harga penutupan mingguan dari 22 saham sampel periode Februari 2010 sampai Januari 2015 dipertimbangkan untuk tujuan perhitungan return dan risiko saham, sedangkan IHSG dijadikan sebagai proxy indeks pasar. Setelah mendapatkan portofolio optimal, kinerja masing-masing portofolio dievaluasi dan dianalisis, baik dari segi return ekspektasi maupun risiko. Pengukuran kinerja tersebut menggunakan risk adjusted methods, yakni Indeks Sharpe, Treynor dan Jensen.
Dengan menggunakan single index model, hanya terdapat enam dari 22 saham sampel yang masuk ke dalam portofolio optimal. Sementara portofolio optimal yang dibentuk menggunakan constant correlation model terdiri dari delapan saham. Hasil akhir kemudian menunjukan bahwa portofolio optimal yang dibentuk dengan menggunakan single index model memiliki kinerja yang lebih baik. Ketiga indeks –Sharpe Treynor dan Jensen– memberikan peringkat kinerja yang sama, sehingga dapat disimpulkan bahwa portofolio yang dibentuk telah terdiversifikasi dengan baik.
Kata Kunci: Portofolio Optimal, Single Index Model, Constant Correlation Model, LQ45.