ABSTRAK
Industri manufaktur merupakan sektor industri terbesar di Indonesia dan merupakan salah satu basis perekonomian Indonesia. Terkait dengan kondisi ekonomi global, ketika terjadi krisis global tahun 2012 Indonesia juga terkena dampaknya, terutama perusahaan manufaktur. Auditor sebagai pihak independen dituntut untuk dapat memberikan penilaian kewajaran laporan keuangan dan penilaian mengenai keberlangsungan hidup perusahaan melalui opini yang diberikan.
Penelitian dilatarbelakangi Pernyataan Standar Auditing No. 30 (2011) yang menyatakan bahwa auditor perlu mengevaluasi rencana manajemen sebelum memberikan opini audit modifikasi going concern. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh strategi manajemen terkait dengan restrukturisasi utang, pengurangan atau penundaan biaya, dan emisi saham serta kondisi keuangan terhadap penerimaan opini audit modifikasi going concern. Data yang digunakan merupakan data sekunder. Setelah dilakukan purposive sampling pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indoneia, terpilih 69 sampel. Teknik analisis regresi logistik digunakan untuk menguji hipotesis
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi manajemen yang terdiri dari restukturisasi utang, pengurangan atau penundaan biaya dan emisi saham tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit modifikasi going concern. Sedangkan kondisi keuangan perusahaan berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit modifikasi going concern.
Kata Kunci: opini going concern, strategi manajemen, restrukturisasi utang, pengurangan atau penundaan biaya, emisi saham, kondisi keuangan