Buku Liberalisasi Perbankan Indonesia ini merupakan telaah ekonomi-politik terhadap kebijakan Paket Juni (Pakjun) 1983 dan Paket Oktober (Pakto) 1988. Bercermin pada pengalaman negara-negara Southern Cone, studi ini menganalisis tiga hal penting: konteks ekonomi-politik domestik dan internasional yang melatarbelakangi kebijakan Pakjun
1983 dan Pakto 1988, pelaksanaan kebijakan, dan dampak kedua kebijakan tersebut.
Dalam konteks lebih luas, buku ini, yang dikembangkan dari disertasi di Universitas Gadjah Mada, dapat dibaca sebagai suatu upaya penulisan sejarah ekonomi Indonesia dari sudut dunia perbankan sejak Indonesia merdeka. Karena itu, buku ini patut dibaca oleh kalangan pengambil kebijakan ekonomi, akademisi, dan mahasiswa ekonomi maupun sosial-politik.
Buku Dr Widigdo Sukarman ini memberi perspektif baru tentang dunia perbankan yang tidak bersifat teknikal. Dr Widigdo berhasil melihat perkembangan perbankan berjalan bersisian dengan politik pembangunan. Yang terakhir ini bukan saja jelas-jelas memperlihatkan segi non-teknikal perbankan, melainkan juga mendemonstrasikan magnitude pengaruh besar-kecilnya sumbangan perbankan dalam stabilitas politik Indonesia.
Fachry Ali--Peneliti
Mengapa krisis 1997 terjadi? Bagaimana penegakan tata kelola perusahaan di industri perbankan nasional menjadi sebuah senjata ampuh untuk mengoreksi secara berkelanjutan dampak moral
hazards yang mengiringi deregulasi dan liberalisasi perbankan? Mengapa Indonesia perlu suatu lembaga independen yang mengawasi seluruh kegiatan di sektor jasa keuangan? Mereka yang berkecimpung di sektor jasa keuangan perlu menyimak telaah Widigdo Sukarman dalam buku ini.
Muliaman Darmansyah Hadad--Ketua Dewan Komisioner
Otoritas Jasa Keuangan
Dengan menelusuri dinamika pemikiran dan kebijakan perbankan di Indonesia yang dikuak buku ini, pembaca bisa mengintip pemikiran kebijakan Indonesia pascakemerdekaan. Pemahaman ini bisa menuntun kita mewaspadai serial dan patahan dinamika perbankan dan ekonomi Indonesia.