Jaringan listrik pada perumahan di Indonesia biasanya mengunakan kabel tembaga, jaringan tembaga digunakan untuk menyalurkan listrik dari PLN menuju rumah pelangan. Kabel tembaga juga digunakan pada instalasi pengkabelan perangkat elektronik dirumah.Dengan banyaknya penggunaan kabel tembaga , menyebabkan tingginya biaya yang harus dikeluarkan untuk instalasi jaringan listrik pada rumah. Maka diperlukannya sebuah sistem yang dapat meningkatkan efisiensi pengunaan jaringan kabel tembaga,salah satunya menggunakan kabel UTP sebagai media trasmisi.
Sistem pengkabelan rumah ini dirancang dengan memanfaatkan relay sebagai penyambung/pemutus (switch) tegangan dan Arduino sebagai mikrokontroler yang mengontrol relay. Bluetooth dimanfaatkan sebagai media untuk menghubungkan aplikasi Android yang ada handphone dengan Arduino sehingga mampu mengontrol lampu pada rumah tanpa mengunakan kabel tembaga. Kabel UTP digunakan sebagai media penghubung saklar dengan Arduino.
Pada Proyek Akhir ini, telah berhasil direalisasikan suatu sistem pengkabelan rumah mengunakan kabel UTP dan Bluetooth. Sistem ini bekerja untuk mengontrol lampu pada rumah. Lampu akan dikontrol menggunakan saklar dan Bluetooth dengan jangkauan Bluetooth maksimal sepanjang 11 meter dan jangkauan kabel UTP pada saklar sepanjang 16 meter. Kabel tembaga hanya digunakan untuk menghubungkan lampu dengan rangkaian relay yang mana relay mampu bekerja saat diberikan arus sebesar minimal 50 mA . Sistem pengontrol lampu rumah menggunakan kabel UTP dan Bluetooth yang dikontrol oleh Arduino mampu bekerja dengan baik saat jarak maksimum kabel UTP 16 meter dan Bluetooth 11 meter dengan adanya penghalang berupa dinding setebal 13 cm
Kata kunci : Relay, Arduino, Mikrokontroler, Bluetooth, Smart house, kabel UTP, switch