ABSTRAK
Dalam pengembangannya, data citra memiliki banyak manfaat dalam berbagai aspek kehidupan manusia seperti remote sensing, biomedis, biometrik, dan pendidikan. Namun di sisi lain, berbagai data citra tersebut mempunyai kapasitas bit yang sangat besar untuk setiap file yang dihasilkan. Karena hal tersebut, dikembangkanlah berbagai metode kompresi untuk mengimbangi kelemahan yang ada. Data citra dari hasil remote sensing memiliki ukuran bit yang besar karena untuk menganalisis citra tersebut diperlukan banyak data citra untuk mendapatkan kesimpulan dari hasil foto jarak jauhnya. Oleh karena itu, citra data yang didapat perlu melalui proses kompresi supaya kapasitas yang diperlukan untuk menyimpan citra tersebut menjadi lebih kecil dibanding citra aslinya dengan kualitas yang tidak berkurang. Dari berbagai metode kompresi yang telah berkembang, JPEG2000 merupakan salah satu standar kompresi yang dijadikan acuan untuk mengkompresi citra.
Pada tugas akhir ini, dibandingkan metode kompresi yang berbasis DTCWT (Dual Tree Complex Wavelet Transform) dengan DWT (Discrete Wavelet Transform) JPEG2000 untuk mengkompresi citra remote sensing. Pada standar JPEG2000 proses core encoding yang terjadi menggunakan metode DWT (Discrete Wavelet Transform), sedangkan di sisi lain terdapat metode DTCWT yang memiliki kinerja yang lebih baik dalam hal kompresi. Dalam penelitian ini dibandingkan hasil citra kompresi antara JPEG2000, yang menggunakan DTCWT dengan pengkodean SPIHT, dengan JPEG2000 sesuai standar yang ada, yaitu menggunakan DWT dengan pengkodean EBCOT.
Hasil yang didapatkan dari tugas akhir ini adalah perbandingan kualitas kompresi antara kompresi JPEG 2000 dengan DTCWT, terhadap standar kompresi JPEG 2000. Nilai PSNR untuk kompresi DTCWT adalah 29.08 dB dan waktu komputasi 58.17 detik dengan kategori penilaian MOS Baik. Sedangkan untuk kompresi JPEG 2000 didapatkan nilai PSNR 35.86 dB dan waktu komputasi 0.33 detik dengan kategori nilai MOS Baik.
Kata kunci: Dual Tree Complex Wavelet Transform, core encoding, JPEG2000