Maraknya kasus manipulasi akuntansi yang menyebabkan kebangkrutan pada perusahaan besar menyebabkan profesi akuntan banyak mendapat kritikan. Para shareholders menuntut kepada auditor untuk memberikan early warning terhadap prospek sebuah perusahaan sebelum menetapkan keputusan berinvestasi. Hal ini terutama dibutuhkan pada sektor pertambangan yang pada periode 2009-2013 kinerjanya berfluktuasi akibat kondisi ekonomi global. Auditor sebagai pihak independen yang memberikan penilaian atas kewajaran laporan keuangan memiliki tanggung jawab untuk mengungkapkan mengenai kelangsungan hidup perusahaan lewat opini auditnya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh financial distress, strategi emisi saham, size perusahaan, dan profitabilitas terhadap opini audit modifikasi going concern baik secara simultan maupun parsial.
Sampel penelitian ini adalah 15 perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013 yang diperoleh dengan menggunakan metode purposive sampling. Data dianalisis dengan menggunakan regresi logistik.
Hasil dari penelitian ini memberikan bukti secara empiris bahwa secara simultan variabel financial distress, strategi emisi saham, size perusahaan, dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit modifikasi going concern. Secara parsial variabel financial distress dengan arah negatif, size perusahaan dengan arah positif, dan profitabilitas dengan arah negatif berpengaruh signifikan terhadap penerimanaan opini audit modifikasi going concern. Sedangkan variabel strategi emisi saham berpengaruh tidak signifikan terhadap opini audit modifikasi going concern.
Kata kunci : Opini audit modifikasi going concern, financial distress, strategi emisi saham, size perusahaan, dan profitabilitas