Begitulah sebuah dialektika tengah dan masih akan terus berlangsung. Pikiran-pikiran besar yang cenderung idealistis pada masa kejayaan Sukarno diganti dengan pikiran-pikiran pragmatis pada Soeharto. Kemudian, pikiran-pikiran itu pun diuji oleh zaman yang kemudian mengantar bangsa Indonesia pada tuntutan sejarah : reformasi ! Radius Prawiro berada ditengah dan, sampai batas-batas teretentu, turut membentuk sejarah itu. Perannya cukup menonjol dalam periode ketika pragmatisme berkembang menjadi roh ideologi pembangunan Orde baru. Tetapi, ia sadar bahwa ia adalah bagian dari sebuh tim yang berkarya bagi segenap bangsa Indonesia, dan bukan bagi segelintir orang. Ia juga telah memprediksi, dan senantiasa memcoba mengingatkan kemungkinan munculnya krisis yang melandda bangsa ini. Namun, sekali lagi, ia sekadar anggota sebuah tim yang besar. Kiprah, peran, dan butir-butir pemikiran Radius Prawiro sebagai anak manusia terungkap dalam biografi ini. Perjalanan hidup dan pemikiran Radius ini tentu mengandung sejumlah fakta yang boleh jadi berharga untuk merekonstruksi salah satu episode sejarah bangsa.