“Di Jakarta, saya menyaksikan dengan lebih jelas bagaimana praktik kekuasaan memecah belah warga dan turut merasakan dampak dari trauma yang dialami orang-orang di luar Pulau Jawa begitu mereka mendengar kata Jakarta. Helai-helai rambut mereka langsung berdiri tegak (dalam benak saya), begitu kata kunci ini disebut, terutama di wilayah-wilayah bekas konflik di luar Jawa. Jakarta dianggap sebagai sumber masalah. Sebagian orangnya dianggap pembawa masalah, terutama para politikus. Karena itu, memindahkan ibu kota dan mengganti namanya mungkin dianggap semacam jalan keluar dan juga kesempatan membagi citra buruk itu kepada kota lain.”
Melalui 36 tulisan dalam buku ini, Linda mengajak kita menelusuri dinamika relasi manusia di berbagai wilayah dengan beragam nilai dan sudut pandang. Linda tidak hanya mencatat hal-hal besar yang terjadi sepanjang kehidupan umat manusia. Ia mencatat hal-hal kecil, hal-hal yang sangat dekat dan akrab dengan kehidupannya secara personal. Dari perkara-perkara kecil itulah kita bisa merenungkan dan kemudian memahami kejadian-kejadian besar yang menyita banyak perhatian. Memadukan pengalaman, data, dan perenungan, tulisan-tulisan dalam buku ini sudah selayaknya menjadi asupan untuk semakin menajamkan kepekaan atas berbagai permasalahan yang menghantam sisi kemanusiaan kita sehari-hari.