Teknologi Long Range (LoRa) memiliki keunggulan dalam penggunaan komunikasi Internet of Things, dikarenakan penggunaan daya yang minimum diakibatkan
oleh adanya konfigurasi Spreading factor, adaptive data rate dan tidak adanya continuous signaling dari end device dan base station. Teknologi ini menggunakan
frekuensi kerja pada pita frekuensi Band 8 yang digunakan bersamaan dengan
teknologi generasi ke-4 Long Term Evolution(LTE), generasi ke-3 Universal Mobile
Telecommunication Service (UMTS), dan generasi ke-2 Global System for Mobile
Communications (GSM)
Penelitian ini menganalisis dan memberikan hasil analisis dari dampak interferensi perangkat LoRa terhadap jaringan seluler pada band 8 yang sudah terlebih
dahulu digelar dan memiliki izin penggunaan frekuensi yang teregulasi oleh KOMINFO. Penggelaran jaringan LoRa di Indonesia menggunakan frekuensi 902-928
MHz . dilakukan scenario interferensi menggunakan pemodelan Monte Carlo dengan tool Spectrum Engineering Advance Monte Carlo Analysis Tools (SEAMCAT).
Bahwa telah dilakukan simulasi interferensi LoRa terhadap sistem LTE, UMTS,
dan GSM. Kondisi penggelaran co-channel tidak memungkinkan dilakukan dikarenakan performansi LTE, UMTS dan GSM mengalami penurunan. Kondisi performansi seluler LTE, UMTS dan GSM mengalami peningkatan setelah ditambah
guard band antar komunikasi LoRa dengan seluler LTE, UMTS dan GSM. Dari
hasil simulasi yang telah dilakukan, diusulkan guard band minimum 3 MHz antara
komunikasi seluler dengan LoRa untuk yang berdekatan dengan komunikasi uplink
seluler maupun downlink seluler, guard band ini diharapkan dapat mencegah terjadinya penurunan performansi komunikasi seluler pada kondisi nyata di lapangan.