Sudah saatnya para arsitek yang terbiasa dengan karya-karya masterpiece, yang hanya bertumpu pada tujuan estetika, beralih kepada arsitektur hijau. Arsitektur hijau identik dengan arsitektur berkelanjutan untuk meminimalkan dampak negatif rancang bangun terhadap alam dan lingkungannya.
Global warming merupakan isu yang menjadi tema pembahasan para ahli terhadap perubahan iklim akibat aktivitas manusia di bumi. Dan Global warming, salah satunya disebabkan oleh dampak negatif yang ditimbulkan dari rancang bangun gedung-gedung dan perumahan yang hanya memikirkan sisi estetika dan tidak memikirkan pelestarian alam dan lingkungannya.
Buku ini berisikan sejumlah informasi yang berkaitan dengan konsepsi tentang rancangan arsitektur hijau. Arsitek dalam merancang bangunan dan kawasan harus memikirkan kaidah-kaidah yang meminimalkan konsumsi sumber daya alam dan dampak negatifnya terhadap alam dan lingkungannya. Arsitek memperhatikan pelestarian lingkungan alam dengan meminimalkan pengubahan kondisi tapak awal, rancang bangunan dan kawasan yang menggunakan material bangunan yang renewable, reuse, recycle dan rendah kandungan energi (low embodied energy), serta memperhitungkan pengolahan dan pemanfaatan limbah (cair dan padat).