ABSTRAKSI: Citra digital adalah buah karya seseorang. Oleh karena itu status kepemilikannya harus dilindungi. Juga bila telah mengalami perubahan, harus bisa cepat dideteksi. Digital watermarking memberikan solusi yang tepat untuk kedua permasalahan ini. Pada sistem watermarking di tugas akhir ini, sistem tidak hanya bisa menyisipkan watermark pada suatu citra, namun juga bisa mendeteksi erubahan pada citra sehingga keaslian citra tetap terjaga.
Watermark dibangkitkan menggunakan algoritma ICA dari citra induk, oleh karena itu dapat juga disebut Self-Embed Watermarking. Sebelumnya matriks citra induk disegmentasi menjadi beberapa blok untuk mempermudah perhitungan, kemudian pada masing-masing blok diperoleh matriks pencampurnya dengan menggunakan ICA. Setelah itu Frobenius norm dihitung hingga menghasilkan suatu bilangan tunggal non-negatif. Bilangan ini, digabung dengan bilangan yang diperoleh dengan cara serupa dari blok-blok lain, adalah watermark yang akan disisipkan. Penyisipan watermark dilakukan menggunakan DCT dengan kuantisasi dengan cara mengganti koefisien tengah pada masing-masing blok dengan bilangan watermark yang telah didapat. Pengujian sistem dilakukan dengan melakukan beberapa serangan pada citra ter-watermark dengan harapan sistem dapat mendeteksi bagian yang ter-defect. Selain itu kualitas citra ter-watermark juga akan dibandingkan dengan citra asli/citra induk. Watermark yang baik tidak banyak menurunkan kualitas citra induk.
Hasil pengujian menunjukkan sistem menghasilkan citra ter-watermark dengan kualitas yang bagus (PSNR > 40 dB). Teknik ICA dan DCT yang digunakan juga menghasilkan watermark yang tahan (robust) terhadap beberapa serangan. Dengan demikian dapat disimpulkan penggabungan ICA dan DCT untuk watermarking dapat memberikan solusi pada masalah otentikasi citra.
Kata Kunci : digital watermarking, watermark, ICA, DCT, robustABSTRACT: Digital image is a result of someone’s work. Therefore, the status of ownership of the image should be protected. Also if it is has been tampered, must be able to detected quickly. Digital watermarking provides the perfect solution to both problems. In the watermarking system in this final project, the system not only able to embed a watermark into an image, but also able to detect the tampered part so that the authenticity of the image is maintained.
The watermark is generated from the host image using ICA algorithm. Therefore, this technique also can be called Self-Embedding Watermarking. Previously, matrix from the host image is segmented into several blocks in order to simplify the calculation process, then obtain the mixing matrix from each block using ICA. After that, Frobenius norm is computed in order to produce single non-negative number. This number, combined with numbers obtained from a similar operation of other blocks, forms a string of watermark that will be embedded. Watermark embedding performed using quantized DCT by replacing the middle coefficient from each block with a number of watermark that has been obtained. The system is tested by introducing several attacks on the watermarked image with expectations that the system able to detect a defected part. In addition, the quality of watermarked image will also be compared with the host image. A good watermark does not degrade much quality of the host image.
The experiments show that the system generates a good quality watermarked image (PSNR > 40 dB). ICA and DCT technique used is also generates watermarks that are robust to certain attacks. Thus, it can be concluded that merging ICA and DCT for watermarking can provide a solution to the image authentication problem.
Keyword: digital watermarking, watermark, ICA, DCT, robust