REKONSTRUKSI TOPOGRAFI 3D CITRA UDARA VERTIKAL STEREO MENGGUNAKAN MATEMATIKA MORFOLOGI

Nugroho Priambodo

Informasi Dasar

138 kali
111061024
621.382 2
Karya Ilmiah - Skripsi (S1) - Reference

ABSTRAKSI: Penggunaan foto udara sebagai sarana untuk memetakan topografi suatu daerah tertentu dalam ilmu fotogrametri secara praktis telah digunakan sejak tahun 1849. Berbeda dari metoda penglihatan monoskopik, metoda stereoskopik mengambil analogi penglihatan mata manusia dimana gambar diambil dengan dua buah kamera dengan jarak tertentu dalam satu waktu sehingga dapat menghasilkan persepsi kedalaman.
Pada tugas akhir ini, akan dipaparkan teknik rekonstruksi 3D (tiga dimensi) citra udara stereo menggunakan metoda yang dimiliki oleh paralaks stereoskopik dan matematika morfologi. Citra yang akan diproses merupakan citra stereo model berupa balok yang menyerupai miniatur gedung – gedung tinggi, kemudian citra yang didapat berupa citra digital. Citra digital akan dilewatkan ke dalam filter morfologi untuk menyeleksi bentuk agar dapat dikenali dan dianalisis lebih lanjut menggunakan perhitungan paralaks stereoskopik.
Berdasarkan seluruh hasil pengujian, pengukuran paralaks stereoskopik pada citra digital memerlukan rasio perbandingan ketinggian obyek yang diukur dengan tinggi terbang minimal sebesar 3:19 sehingga fluktuasi data bisa dihindari dan akurasi rata – rata yang dapat tercapai berkisar 95.67% dengan faktor koreksi kamera digital KK sebesar 0.0026725 cm/pixel. Pada tugas akhir ini, perbedaan ukuran structure element pada filter morfologi yang diterapkan menghasilkan penegasan bentuk obyek dan perbedaan akurasi vertikal rata – rata yang tidak signifikan. Semakin besar ukuran structure element, tepi citra yang dihasilkan semakin halus dan mempertegas bentuk obyek yang diukur.Kata Kunci : rekonstruksi 3D, matematika morfologi, paralaks stereoskopik, tinggi terbang, structure element.ABSTRACT: Photogrammetric with the use of vertical aerial photo as a tool for mapping the topographic in a certain area, practically have been used since 1849. Compared to monoscopic method, stereoscopic method use human vision analogy where picture taken with two camera with a certain distance in the same time so it can produce depth perception.
This final project will explain the 3 Dimension reconstruction techniques about stereo aerial image using a method from parallax stereoscopic and mathematical morphology. The image which will be processed is a digital stereo image from box that imitates a miniature of high buildings. This digital image will be passed through morphologic filter to select the shape to be recognized and to be analyzed further using parallax stereoscopic calculation.
Based on the result from the experiment, the parallax stereoscopic calculation in digital image needs a minimum of object height ratio compare to plane height 3:19, so the data fluctuation can be avoided and the expectation of the average accuracy is 95,67% (camera correction factor KK=0.0026725 cm/pixel). In this final project, the difference of structure element in morphologic filter that is being used, produce different object shape and it has insignificant difference of average dimension accuracy. If the measurement of structure element is bigger, then the edge of the image produced is smoother and the object shape that is measured is clearer.Keyword: 3D reconstruction, mathematical morphology, parallax stereoscopic, plane height, structure element

Subjek

Pengolahan Sinyal Informasi
 

Katalog

REKONSTRUKSI TOPOGRAFI 3D CITRA UDARA VERTIKAL STEREO MENGGUNAKAN MATEMATIKA MORFOLOGI
 
 
Indonesia

Sirkulasi

Rp. 0
Rp. 0
Tidak

Pengarang

Nugroho Priambodo
Perorangan
Iwan Iwut Tritoasmoro, Bambang Hidayat
 

Penerbit

Universitas Telkom
Bandung
2010

Koleksi

Kompetensi

 

Download / Flippingbook

 

Ulasan

Belum ada ulasan yang diberikan
anda harus sign-in untuk memberikan ulasan ke katalog ini