ABSTRAKSI: Perkembangan teknologi CDMA serta layanan yang ada di dalamnya telah menjadi pilihan baru bagi pelanggan telekomunikasi. Pertumbuhan pelanggan CDMA yang sangat pesat juga disebabkan oleh regulasi yang dikeluarkan pemerintah dengan membuka peluang bisnis CDMA bagi operator - operator CDMA yang baru. Dengan adanya operator-operator yang baru ini, kompetisi dalam merebut pelanggan-pelanggan baru semakin ketat, sehingga operator berusaha memberikan layanan yang optimal untuk dapat meningkatkan kepuasan pelanggannya.
Benchmark kualitas jaringan dilakukan untuk mengukur, membandingkan dan menganalisa kualitas jaringan dari salah satu operator telekomunikasi yang menggunakan CDMA dibandingkan dengan operator CDMA lainnya sebagai pembanding secara khusus untuk wilayah Bandung. Benchmark kualitas jaringan CDMA didasarkan pada nilai persepsi yang dirasakan pelanggan, baik secara teknis dengan cara melakukan drive tes yaitu pengukuran nilai Key Performance Indicator maupun dengan analisa kepuasan pelanggan yaitu dengan melakukan penyebaran angket sebanyak 125 lembar kepada masing-masing operator CDMA yang ada di Bandung.
Dari hasil benchmark diperoleh bahwa kualitas RF dari operator pembanding II lebih baik dibandingkan dengan kualitas RF dari operator yang diamati dan operator pembanding I yaitu Test Result NO KPI Passing Criteria (AREA) Operator yg Diamati Operator Pembanding I Operator Pembanding II 1 RSSI : (SUB URBAN) >= 90% (AREA) >= -80 dBm 60,40 % 34.15% 88.53% 2 Ec/Io >= 90% (AREA) >= -12 dB 98.56% 88.74% 98.52% 3 FER >= 90% (AREA) <= 2% 68.20% 83.30% 67.46% 4 Tx Power <= 20 dBm 95.51% 94.62% 99.56%
Dari hasil pemetaan data pengukuran, maka dapat diketahui daerah-daerah yang mengalami permasalahan yaitu jl Pungkur, Otista, Gardu Jati, Veteran, Pelajar Pejuang, Gatsu, Buah Batu dan M Toha . Permasalahan yang terjadi di daerah tersebut adalah permasalahan yang diakibatkan oleh faktor daya pancar yang berakibat terjadinya overlap pada beberapa site. Dari hasil perhitungan dan analisa maka direkomendasikan perubahan orientasi antena dan tillting antena pada beberapa site di daerah tersebut.Kata Kunci : Benchmark, kepuasan pelangganABSTRACT: The development of CDMA technologies and services have been a new choice for telecommunication customers. CDMA customers are growing so fast, it is caused by government regulation that open business opportunity to the new CDMA operators. Competition in reaching new customers is more competitive because of the new operators existence, so operators try to give the best services for customers satisfaction.
Benchmark is used to measure, compare, and analyze network quality from one CDMA operator to another in Bandung. Benchmark has two methods which is based on customer perception. First method technically use drive test, the measurement of Key Performance Indicator value. Second method use questionnaires. One hundred twenty five questionnaires is distributed to each CDMA provider customers in Bandung.
The result below shows that RF quality from comparison operator II is better than comparison operator I.
Test Result NO KPI Passing Criteria (AREA) Operator yg Diamati Operator Pembanding I Operator Pembanding II 1 RSSI : (SUB URBAN) >= 90% (AREA) >= -80 dBm 60,40 % 34.15% 88.53% 2 Ec/Io >= 90% (AREA) >= -12 dB 98.56% 88.74% 98.52% 3 FER >= 90% (AREA) <= 2% 68.20% 83.30% 67.46% 4 Tx Power <= 20 dBm 95.51% 94.62% 99.56%
Based on the mapping result of data measurement, the areas that have problem: Pungkur, Otista, Gardujati, Veteran, Pelajar Pejuang, Gatsu, Buah Batu, and M Toha street. The problem is caused by emitting power factor that affect overlap in the sites. From the result of measurement and analysis, it can be recommended that there must be change of antenna orientation, and antenna tilting in the sites.Keyword: Benchmark, customer satisfaction