Dilihat dari sejarahnya, intelijen sangatlah erat hubungannya dengan perang. Bahkan intelijen sudah teridentifikasi dikenal sejak manusia mengenal perang itu sendiri. Namun, seiring dengan berkembangnya zaman telah membawa intelijen pada perluasan kepentingan pemanfaatannya.
Saat ini intelijen tidak hanya dipakai untuk kepentingan militer atau perang, melainkan juga untuk kepentingan yang lebih luas, terutama untuk menjaga kedaulatan sebuah negara. Perkembangan teknologi informasi serta komunikasi yang begitu cepat juga telah membawa banyak perubahan dalam dunia intelijen itu sendiri.
Dalam beberapa tahun terakhir, negara kita telah menghadapi berbagai jenis serangan cyber (siber), mulai dari pencurian data pribadi, serangan ransomware, hingga serangan yang menyasar infrastruktur kritis seperti sistem perbankan dan pemerintahan. Menurut laporan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), jumlah serangan siber di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya, dengan ribuan insiden dilaporkan setiap bulan. Kejahatan siber ini tidak hanya berdampak pada keamanan nasional, tetapi juga ekonomi dan stabilitas sosial.
Oleh sebab itu, buku ini disusun dengan menyajikan berbagai teori yang berkaitan dengan dasar-dasar intelijen dan aplikasinya. Selain itu, buku ini juga dilengkapi beberapa pengalaman penulis dalam mengemban fungsi intelijen di jajaran POLRI dan BIN. Dalam edisi ke sepuluh buku ini, penulis ingin membahas lebih banyak mengenai peranan intelijen dalam era digital, terutama menghadapi peningkatan cyber crime yang kian marak di beberapa tahun terakhir ini, serta bagaimana upaya pemerintah dalam melindungi kedaulatan data (data privacy) dan mengembangkan protokol cyberspace di Indonesia, demi keberlangsungan kedaulatan negara tercinta di masa yang akan datang.