Buku ini berisi 30 kisah pendek-berurutan yang ringan dibaca, tapi ‘berat’ pengetahuan tentang:
bagaimana cara asyik menikmati disrupsi AI; bagaimana menjalani maraton kehidupan di era AI;
bagaimana menumbuh-kembangkan buah hati di era AI. Dengan gaya bahasa yang asyik membumi, seperti novel fiksi, disertai gambar quotes di setiap kisah pendeknya, memudahkan siapa saja mengambil inspirasi.
Menikah perlu disegerakan, tapi tidak digesakan. Menikah butuh banyak pertimbangan ini-itu, tidak bisa buru-buru. Lamanya perkenalan bukan ukuran keberhasilan. Banyak pasangan yang baru saling mengenal beberapa bulan, tapi bisa menjalani maraton kehidupan pernikahan dengan mesra layaknya ‘pacaran’ hingga akhir usia. Sebaliknya, tidak sedikit pasangan yang menjalani pacaran bertahun-tahun lamanya, tapi perjalanan mereka berguncangan, berantakan, dan akhirnya berpisah hanya beberapa bulan setelah pernikahan. Buku motivasi Maratonan (Bareng ‘Pacar’) ini mengajak teman-teman untuk perlahan-lahan menikmati setiap episode kehidupan. Sesekali mengevaluasi perjalanan, memeriksa perbekalan, dan merancang ulang rencana perjuangan bersama ‘pacar’ (pasangan sah sudah menikah). Buku ini tidak bergenre parenting maupun psychology. Tapi story telling. Tentang bagaimana membersamai pasangan secara harmonis, bagaimana menemani tumbuh-kembang buah hati sesuai naluri dan nurani, bagaimana cara asyik menikmati disrupsi AI—artificial intelligence.
Maratonan bareng ‘pacar’ benar-benar menyenangkan. Kalau dia terlalu cepat, kau bisa mengakselerasi langkah untuk mengejarnya atau kau bisa memintanya melambat. Kalau dia terlalu lamban, karena kelelahan atau kemalasan, kau mesti mengurangi langkah atau memberinya semangat untuk meningkatkan lajunya.
Oh iya, kalau kau masih bujangan, segera temukan pasangan. Menikah secara sah: sederhana atau mewah, terserah; sesuaikan saja dengan kemampuan. Kemudian maratonan bareng ‘pacar’, menikmati setiap episode kehidupan, hingga akhir usia.
Namun, jika tidak memungkinkan—karena sedang diuji dengan penyakit berat yang dikhawatirkan menurun ke anak-anak atau hal lain yang memaksamu memilih hidup tanpa pasangan—kau bisa maratonan bareng saudara, sahabat, kawan, atau siapa saja. Jangan sendirian. Karena perjalanan akan sangat panjang, penuh tantangan. Siapkan peralatan, perbekalan, ketahanan, dan keyakinan. Percayalah, kalian pasti suka. Ayolah. Lakukan saja. Enggak usah cari alasan.