Media sosial di era digital saat ini telah menjadi platform utama dalam menyebarkan berbagai bentuk konten, termasuk pesan yang dikemas dalam bentuk sindiran yang seringkali digunakan dalam menyampaikan kritik isu-isu sosial dan lingkungan. Penggunaan bahasa sindiran dalam konten media sosial dinilai mampu mempengaruhi opini publik terhadap isu-isu yang relevan, karena kemampuannya dalam menyampaikan kritik sosial secara halus melalui berbagai bentuk konten. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana pengikut akun media sosial TikTok @pandawaragroup memaknai dan merespons pesan-pesan sindiran yang disampaikan berdasarkan tiga level penerimaan pesan dalam teori resepsi khalayak Stuart Hall. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mengumpulkan data melalui observasi mendalam terhadap konten yang diunggah oleh akun TikTok @pandawaragroup serta wawancara mendalam dengan 9 pengikut akun tersebut. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan teori resepsi khalayak Stuart Hall untuk mengeksplorasi proses bagaimana konten sindiran dipahami, diterima, dan diinterpretasikan oleh audiensnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pengikut cenderung menerima pesan sindiran yang disampaikan, baik dengan memahami makna secara langsung maupun dengan mengembangkan pemaknaan alternatif sesuai dengan perspektif mereka sendiri. Secara teoritis, penelitian ini mendukung pemahaman bahwa audiens memiliki interpretasi yang bervariasi terhadap pesan sindiran. Hasilnya menyoroti bahwa konten-konten sindiran dalam TikTok @pandawaragroup efektif disampaikan, meskipun beberapa pengikut mengembangkan interpretasi mereka sendiri terhadap pesan yang disampaikan.