Indonesia pada tahun 2030 akan mencapai umur produktif yang tinggi dibandingkan umur tidak produktif. Kesempatan ini dapat menjadi peluang jika dikelola dengan baik, namun di sisilain perusahaan perlu mempertahankan karyawan yang memiliki potensi bagi mereka. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi retensi karyawan di sebuah perusahaan adalah keterikatan kerja, dimana nilai work engagement di Indonesia masih cukup rendah yaitu 24% berdasarkan observasi yang dilakukan oleh GALLUP. Penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari kesejahteraan pskilogi terhadap keterikatan kerja dan dukungan organisasi yang dirasakan terhadap keterikatan kerja. Selain itu penelitian ini ditujukan kepada generasi Z dan millennial yang di perkirakan akan memenuhi angka produktif di tahun 2023. Bebrapa aspek yang diteli meliputi kesejahteraan psikologi gen Z dan millennial dalam bekerja, dukungan organisasi yang didapat dan keterikatan kerja mereka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Menggunakan pengambilan sampel jenis probability sampling dengan Teknik stratified random sampling dengan menyebarkan kuisioner kepada 354 responden sebagai sample sebagai motode pengumpulan data. Terdapat 40 butir pertanyaan yang akan diolah menggunakan Smart PLS 4. Dalam menjelaskan hasil dari penelitian ini, teknik analisis data menggunakan deksriptif dan analisis Partial Least Squares Strukcural Equation Model (PLS SEM). Hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukan bahwa psychological well-being dan perceived organizational support memeiliki pengaruh yang posisf dan signifikan terhadap work engagement. Variabel psychological well-being memiliki pengaruh yang lebih besar dibanding variabel perceived organizational support. Variabel psychological well being dan perceived organizational support memiliki hubungan yang linear dan heterogeny terhadap work engagement namun memiliki masalah endogenitas. Bedasarkan hasil dari penelitian, saran yang dapat diberikan kepada perusahaan yang memiliki karyawan yang didominasi oleh generasi z dan millennial agar terus meningkatkan perhatian perusahaan terhadap Kesehatan mental kedua generasi tersebut. Diharapkan hal tersebut dapat mempertahankan generasi yang kompeten dalam bidangnya saat ini.