Emiten rokok sempat menjadi primadona di pasar saham, kini
kondisinya kian memprihatinkan. Outlook negatif dan kebijakan yang
dinilai kurang ramah bagi pebisnis rokok membuat para investor ramai
meninggalkan sahamnya. Kenaikan Cukai & HJE, citra negatif dari
institusi seperti iklan negatif rokok mengenai dampak kesehatan, adanya
kelonggaran import bahan baku tembakau, kondisi diperparah dengan
menurunnya nilai tukar terhadap rupiah dari tahun ke tahun, kinerja, sales
tumbuh negatif, bahkan periode dimana terjadi pertumbuhan sales positif,
laba bersih mengalami pertumbuhan negatif, terjadi penurunan harga
saham tahunan dan terjadi return negatif.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari Tarif Cukai, Nilai
Tukar, Earning per Share dan Dividend Pay Out Ratio terhadap Return Saham
pada perusahaam Subsektor Rokok di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2022.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif,
diskriptif. Metode analisis menggunakan Regresi Data Panel. Penelitian
dimaksudkan untuk menguji hipotesis mengenai pengaruh beberapa variabel
independen yang berupa Tarif Cukai, Nilai Tukar, Inflasi, EPS dan DPR
terhadap variabel dependen yaitu Return Saham.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Tarif Cukai tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap Return Saham, namun Nilai Tukar, Inflasi, Earning
per Share (EPS) dan Dividend Pay Out Ratio (DPR) berpengaruh secara
signifikan terhadap Return Saham pada Perusahan Rokok di Bursa Efek
Indonesia periode 2012-2022. Uji F dari dari analisis statistik regresi data panel
membuktikan bahwa semua variabel independen berupa Tarif Cukai, Nilai
Tukar, Earning per Share (EPS) dan Dividend Pay Out Ratio (DPR) secara
simultan mempunyai pengaruh siginifikan terhadap variabel dependen yaitu
Return Saham. Uji koefesien determinasi pada variabel dependen Return
Saham (RS) dengan nilai Adjusted R-Squared sebesar 0.676907 memiliki arti
bahwa variabel independen (Tarif Cukai, Nilai Tukar, Inflasi, Earning per
Share (EPS) dan Dividend Pay Out Ratio (DPR) mampu menjelaskan variabel
dependen, yaitu Return saham (RS) sebesar 67.7%, sedangkan sisanya 33.3%
(100.00% - 67.7%), dijelaskan oleh faktor-faktor eksternal lain yang tidak
termasuk di dalam penelitian ini.
Studi ini membuktikan berlakunya Signalling Theory dan Bird in The
Hand Theory dalam dunia ivnestasi. Baik bagi perusahaan, investor maupun
manajer investasi harus menjaga kinerja keuangan dalam jangka panjang, agar
perusahaan terus bertumbuh sehingga harga saham di pasar modal akan terus
terapresiasi dan return saham yang diharapakan dapat tercapai.
Kata kunci: Cukai, Nilai Tukar, Inflasi, EPS, Dividen, Return Saham