Peningkatan kemajuan di industri teknologi terkhusus pada bidang keuangan, menjadikan masyarkat untuk menjadi lebih terbiasa dengan kegiatan transaksi keuangan secara digital. Kebutuhan akan sistem pembayaran yang cepat dan aman telah melahirkan ide baru untuk layanan transaksi keuangan digital, dengan seiring meningkatnya akses ke teknologi dalam pembayaran digital, layanan baru dikembangkan dalam bentuk dompet digital sebagai penerus untuk uang elektronik yang melahirkan Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) beranekaragam. Transaksi melalui dompet digital maupun pembayaran seluler, memfasilitasi pembayaran melalui QR (Quick Response) kode, akantetapi para penyedia layanan masih memiliki sistem pembayaran tertutup dan tidak saling terintegerasi, maka di indonesia dilakukanya standarisasi oleh bank indonesia (BI) melalui gerbang pembayaran bernama Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Penelitian ini betujuan mengetahui hubungan antara penerimaan masyarakat terhadap metode pembayaran QRIS yang tergolong baru diluncurkan dan intensi menggunakan metode pembayaran QRIS dalam penggunaan sehari-hari hingga memiliki intensi loyal atau berulang dalam penggunaanya. Diharapkan penelitian ini dapat memeberikan referensi ataupun pembuktian secara akademis bahwa betapa krusialnya penerimaan, pengenalan dan kesesuaian kebutuhan sebuah teknologi (TAM) masyarakat dalam segi transaksi digital terutama menggunakan QRIS.
Pada penelitian ini pengumpulan data secara kuantitatif melalui penyebaran kuesioner menggunakan skala Likert dengan teknik deskriptif bersifat kausal, Sampel penelitian sebesar 1.000 responden dianalisis menggunakan alat pemodelan persamaan struktural (SEM) dengan metode (CB-SEM) menggunakan aplikasi IBM AMOS versi 24.
Hasil mendekati sesuai dengan penelitian sebelumnya, membuktikan bahwa kemudahan dalam penggunaan metode pembayaran berperan besar masyarakat dalam itensi transaksi berulang menggunaan QRIS, diikuti variable kenikmatan, pengaruh masyarakat, gaya hidup, dan kebermanfaatan memainkan peran penting dalam penerimaan pelanggan terhadap pembayaran QRIS, sedangkan risiko finansial dan risiko privasi berpangaruh negatif. Setelah memiliki motif untuk menggunakan QRIS akan digunakan secara aktual dan diakhiri menjadi pemakaian berulang.
Berdasarkan hasil penelitian, saran yang diberikan adalah bahwa penjual ketika menyediakan metode pembayaran QRIS dapat berpotensi memunculkan niat transaksi serta berulang pada masyarakat, yang dipengaruhi oleh gaya hidup, kebermanfaatan, kenikmatan dan resiko yang dirasakan dalam menggunakan QRIS, yang mana sejalan dengan kebutuhan Masyarakat modern saat ini.