Abad 21 adalah periode waktu yang penuh kon?ik dan perubahan, khususnya di bidang bisnis. AKon?ik bisnis di antara negara-negara maju yang tergabung dalam goverment tujuh atau G-7 (Kanada, Amerika Serikat, Iepang, Ierman, Italia, Perancis, dan Inggris) makin tajam dengan dibentuknya berbagai organisasi bisnis seperti NAFTA, UNI EROPA, Internasional Trade Organization (ITO), Gerneral Agreement on Tarzf and Trade (GATT) dan sebagainya. Organisasi itu hakikatnya adalah media ”perang dagang” antar negara. Di samping itu krisis keuangan global yang berkembang menjadi krisis ekonomi global tahun 2008 juga merupakan kon?ik kepentingan perusahaan-perusahaan raksasa global yang bermuara perubahan. Semuanya itu digerakkan oleh kemampuan kewirausahaan atau kemampuan bisnis. Perusahaan yang mampu bertahan hidup dalam situasi yang cepat berubah adalah yang SDM nya memiliki kemampuan kewirausahaan yang tinggi. Dunia bisnis hakikatnya bukan digerakkan oleh kapital, tetapi digerakkan oleh kemampuan kewirausahaan. Organisasi bisnis yang mempunyai tenaga kerja yang terampil, berpengetahuan, bermotivasi tinggi, dan loyalitas tinggi, pada umumnya produktivitasnya tinggi. Keterampilan kewirausahaan adalah merupakan syarat utama sumber daya manusia, sebab keterampilan berbicara tentang “bagaimana itu” atau “how” yaitu bagaimana mengoperasikan alat kerja untuk mencapai sasaran kerja. Keterampilan kewirausahaan yang tinggi harus dipimpin oleh pengetahuan atau teori atau ilmn, yang berbicara tentang “apa itu dan mengapa begitu”. Ilmu sebagai ”menara gading” memberi sinar terhadap bagaimana mengoperasikan alat kerja, atau ilmu memberi sinar kepada praktek. Oleh sebab itu dalam mengelola bisnis, manajemen harus dibekali keterampilan kewirausahaan dan ilmu. Dalam dunia manajemen, kepemimpinan merupakan energi penggerak yang mengakibatkan sumber daya manusia bekerja sesuai dengan rencana. Pemimpin harus dilahirkan dari bawah (dari karyawan) ‘yang telah memiliki praktek dan ilmu yang memadai agar mengetahui kepentingan,