Studi ini memiliki tujuan untuk menentukan strategi untuk menurunkan intensitas turnover pada karyawan startup. Penelitian ini membahas mengenai hubungan antara work family conflict, kelelahan kerja, kepuasan kerja, dan intensi turnover. Studi ini menerapkan pendekatan kuantitatif menggunakan Structural Equation Modelling (SEM). Partisipan penelitian ini adalah 234 karyawan startup Indonesia. Pengumpulan data dilakukan melalui email. Hasil analisis menunjukkan bahwa work family conflict memiliki pengaruh paling signifikan terhadap intensi turnover. Berdasarkan uji f squared work family conflict terhadap kelelahan kerja dan intensi turnover memiliki hubungan yang kuat; work family conflict terhadap kepuasan kerja dan kelelahan kerja terhadap intensi turnover memiliki hubungan yang sedang; dan kelelahan kerja terhadap kepuasan kerja dan kepuasan kerja terhadap intensi turnover memiliki hubungan yang lemah. Lebih lanjut, studi ini dilanjutkan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Hal ini dilakukan untuk menentukan prioritas strategi work family conflict yang merupakan prediktor paling signifikan terhadap intensi turnover. AHP ini dilakukan menggunakan tiga kriteria yakni efektivitas, implementasi jangka panjang, dan biaya yang terjangkau. Hasil analisis menunjukkan bahwa work from home/telecommuting/tidak harus bekerja di kantor sepanjang waktu menempatio prioritas utama. Prioritas alternatif berikutnya adalah kemudahan izin jika ada kepentingan keluarga yang penting, gaji/upah yang sesuai dengan beban kerja, jam kerja yang fleksibel, dan tidak ada lembur. Nilai inkonsistensi studi ini ialah 0,04 yang memiliki arti partisipan telah menjawab pertanyaan dengan pertimbangan yang baik dan konsisten. Penelitian ini dapat membantu manajemen startup untuk menerapkan strategi work family conflict untuk menekan angka intensi turnover.