Dalam karya ini, yang dimaksud dengan agama adalah agama-agama suci (sakral) dan samawi (Ilahi), yang (para penganutnya) secara khusus dikenal dengan nama Ahli Kitab. Penulis juga berusaha menjelaskan, apakah agama-agama samawi yang popular, seperti Yahudi, Kristen, dan Islam, dapat dianggap sejajar nilai, benar, dan sama-sama jalan yang lurus?
Perlu digaris bawahi, keniscayaan satunya (oneness) agama-agama itu tidak memastikan keniscayaan satunya syariat karena syariat merupakan serangkaian hukum praktis serta aturan perilaku yang mungkin berubah, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, sesuai maslahat serta konteks ruang.
Dalam buku ini, akan diperlihatkan bagaimana agama-agama lain, dari sudut pandang Al-Qur’an dan Hadist, tidak berkududukan sama dengan Islam, selain pula tidak dapat diklaim sama-sama benar.
Partikularisme atau eksklusivisme islam sebagai satu-satunya jalan yang lurus tidak berdampak ilegalitas ataupun kebinasaan penganut agama-agama lain, seperti yang justru diklaim dan dicemaskan kaum Pluralis melalui pola-pola manipulasi penalaran. Pada dasarnya, Islam juga meyakini inklusivisme seperti yang akan diuraikan secara rinci dalam buku ini.