"Naur, bisa ke ruang teater nggak? I need your hug, please."
Kalimat itu selalu aja berhasil bikin Hanindya Naura luluh dan lupa sama apa yang selama ini laki-laki itu perbuat. Memang pelet seorang Naraja Gala Marahardika kuat banget! Padahal, jelas aja dia udah menggantungkan perasaan Naura yang notabene-nya siswa terkenal di sekolah selama bertahun-tahun.
Bodoh, kan? Tapi, Naura yakin bahwa perjuangannya enggak akan berhasil sia-sia. Dia yakin bahwa suatu saat, Naraja akan menganggapnya rumah untuk tetap singgah, bukan hanya tempat berlabuh sementara. Sebab, dia tahu, Naraja menggantungkannya seperti ini bukan tanpa alasan.
Apakah Naura berhasil untuk mengubah pikiran Naraja untuk terbuka dengan perasaannya? Atau, menyerah adalah suatu jawaban dari apa yang selama ini dirinya perjuangkan?