Saya antusias mendukung prakarsa Mas Deddy Mulyana menulis buku Belajar Komunikasi Lewat Cerita dan Humor. Semangat Mas Deddy layak dihormati dan dihargai, apalagi pada masa Pemerintah lebih kerap gagal ketimbang berhasil dalam berkomunikasi dengan rakyat. Alih-alih dengan humor, Pemerintah lebih sering menjalin komunikasi dengan horor. Alhasil, rakyat menjadi ketakutan ketika pemerintah berupaya berkomunikasi dengan mereka. Maka banyak program Pemerintah kandas di tengah jalan akibat pesan yang ingin disampaikan ditolak oleh rakyat yang ditakuti-takuti Pemerintah dengan horor. Insya Allah, dengan berpedoman pada buku Mas Deddy Mulyana ini, Pemerintah dapat lebih berhasil berkomunikasi secara lebih baik dan benar dengan rakyat.”
—Jaya Suprana, Pendiri PERTAMOR (Perhimpunan Pencinta Humor), Pemrakarsa Pusat Studi Humorologi, dan penulis buku Humorologi.
“Buku yang sangat kaya dengan wacana komunikasi jenaka yang asli ‘Indonesia.’ Tak banyak buku yang berhasil menyampaikan pembelajaran komunikasi melalui cerita dan humor yang berakar pada pengalaman hidup sehari-hari. Di antara yang sedikit tersebut, buku ini paling berhasil mengeksplorasi dan menyajikannya kepada kita.”
—Dr. Antar Venus, M.A.Comm., Wakil Rektor Bidang Akademik UPN Veteran Jakarta, dan Dosen Fikom Unpad.
“Banyak cerita dan humor mengejutkan yang bakal membuat kita terbahak, bahkan terpana. Para pembaca akan tersihir dengan isi buku ini sebagai pembelajaran berharga bagaimana cara berkomunikasi yang tepat sasaran dan menghadirkan solusi. Banyak buku tentang komunikasi yang beredar, namun baru kali ini saya menemukan buku komunikasi bermutu yang bisa dijadikan panduan dalam berkomunikasi. Lewat buku ini, saya belajar bagaimana berkomunikasi secara jenaka. Izinkan saya menyelipkan pantun untuk buku ini:
Berlayar pinisi di Pantai Carita, Berbekal semangka dan buah pepaya, Belajar komunikasi lewat cerita, Cerita jenaka anggun berbudaya