Kasus pelecehan seksual pada remaja menjadi sangat penting untuk ditangani. Adanya stigma buruk mengenai korban pelecehan seksual membuat korban sulit untuk mengungkapkan dirinya. Terdapat fenomena pengungkapan diri yang dilakukan oleh remaja kepada kedua orang tuanya. Hal ini turut melibatkan manajemen komunikasi privasi dalam proses pengungkapan diri yang dilakukan oleh remaja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan manajemen komunikasi privasi yang dilakukan oleh remaja dalam mengungkapkan dirinya kepada orang tua terkait kasus pelecehan seksual yang mereka alami. Teori yang digunakan adalah Komunikasi Interpersonal, Self-Disclosure, dan juga Manajemen Komunikasi Privasi. Penelitian ini akan menganalisis gambaran communication privacy management (CPM) dengan menggunakan lima asumsi dasar, yaitu (a) informasi privat, (b) batasan privat. (c) kontrol dan kepemilikan, (d) proses manajemen berdasarkan aturan, (e) dialektika manajemen komunikasi.Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan studi fenomenologi. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam. Wawancara dilakukan dengan sepuluh narasumber, yaitu tiga anak remaja yang mengalami pelecehan seksual, enam orang tua, dan juga satu informan ahli. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat gambaran manajemen komunikasi yang berbeda antara satu narasumber dengan yang lainnya berdasarkan kelima asumsi dasar dari CPM.
Kata Kunci: Komunikasi antarpribadi, Self-Disclosure, Commnunication Privacy Management, Remaja, Pelecehan Seksual