Seharusnya perpustakaan itu ramai oleh hingar-bingar orang berdiskusi. Lagi pula, selama tidak melebihi batas seperti kebisingan muda-mudi boros yang bermain permainan papan serta minum coklat panas di kafe, hingar-bingar tersebut tidak akan lebih mengganggu daripada suara orang penyendiri yang kalau membalik halaman dijilat dulu dan ketika dibalik halamannya mengeluarkan bunyi SREK-SREK-SREK. Entah mau baca atau menyapu halaman. Halaman buku.
Tunjangan dan Asuransi Kesehatan Perpustakaan
Kalau Kerasukan Lingkungan, Baiknya Dibawa ke Klinik Saja adalah kumpulan esai dan tulisan-tulisan lain yang segan untuk menjadi esai seutuhnya namun enggan menjadi cerpen. Esai-esai yang dibangun dengan pondasi permainan kata dan inspirasi yang berlari-lari tanpa benang merah ini berbicara mengenai lingkungan hidup, luar angkasa, orang tua dan keluarga, dunia kedokteran, kritik sosial yang takut-takut, mimpi-mimpi yang tidak jadi kenyataan, mimpi-mimpi yang untungnya tidak jadi kenyataan, dan cerita-cerita personal yang banal, dangkal, serta kadang egois. Ditulis berceceran selama beberapa tahun di lembar-lembar fisik atau digital, nada tulisan dan perspektif esai-esai ini berubah-ubah terus. Persis seperti ilmu pengetahuan yang terus berkembang, namun sama sekali tidak persis dengan sikap ilmiah yang seharusnya konsisten. Esai-esai yang dikumpulkan ini berusaha menjadi sebuah sub-genre sastra yang bisa jadi sudah ada namanya, yaitu "bukan sastra", yang mana hanya menjadi buah upaya dari cita-cita seseorang yang ingin mempunyai buku yang bisa beredar dan nampang di toko-toko buku mesti tidak laku.
"Bukan karya yang lahir di masa karantina"
-Sabiq, Temannya.
"Agak susah dibaca karena njelimet tetapi ajaibnya secara tata kalimat benar"
-Aya Sadariskar - Editor.