Sikh merupakan salah satu agama yang menentang adanya perbedaan kasta atau status seseorang. Sikh memandang semua agama, gender, pekerjaan dalam satu derajat yang sama, tidak ada yang lebih rendah atau lebih tinggi. Sebelum berkembangnya agama Sikh di Punjab India, masyarakat dahulunya memiliki kasta, saat itu masyarakat dari kasta yang rendah dianggap buruk. Kegiatan keagamaan, adat dan sosial semuanya berdasarkan pada kasta orang tersebut. Sekarang setelah agama Sikh berkembang, masih ada beberapa golongan orang yang mempertahankan status mereka. Terutama Jatt yang menganggap bahwa status mereka merupakan sebuah budaya yang harus dipertahankan dan dijaga kemurniannya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang didukung oleh paradigma kritis. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara sebagai data primer dan studi literatur sebagai data sekunder. Hasil penelitian ini adalah adanya perbedaan komunikasi dari tiap generasi. Generasi kedua atau ketiga pada umumnya berusaha untuk mempertahankan status mereka sebagai Jatt salah satunya dengan menikahkan anak mereka kepada sesama Jatt. Sedangkan generasi yang lebih baru jauh lebih netral, dan hanya menganggap status mereka didapat sejak lahir dan tidak menjadi landasan dalam bersosialisasi atau mencari pasangan.